Saturday, December 27, 2008


14 perkara yang sunat dilakukan pada hari Asyura (10 Muharram, bersamaan Rabu, 7 Januari 2009) 1. Melapangkan masa / belanja anak isteri fadhilat - Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun ini.
2. Memuliakan fakir miskin fadhilat - Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti
3. Menahan marah fadhilat - Di akhirat nanti Allah akan memasukkannya ke dalam golongan yang ridha
4. Menunjukkan orang sesat fadhilat - Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya
5. Menyapu / mengusap kepala anak yatim fadhilat - Allah akan mengurniakan sepohon pokok di syurga bagi tiap-tiap rambut yang di sapunya.
6. Bersedekah fadhilat - Allah akan menjauhkannya daripada neraka sekadar jauh seekor gagak terbang tak berhenti-henti dari kecil sehingga ia mati. Diberi pahala seperti bersedekah kepada semua fakir miskin di dunia ini.
7. Memelihara kehormatan diri fadhilat - Allah akan mengurniakan hidupnya sentiasa diterangi cahaya keimanan.
8. Mandi Sunat fadhilat - Tidak sakit (sakit berat)pada tahun itu lafaz niat : sahaja aku mandi sunat hari Asyura kerana Allah Taala.
9. Bercelak fadhilat - tidak akan sakit mata pada tahun itu
10. Membaca Qulhuwallah hingga akhir seribu kali fadhilat - Allah akan memandanginya dengan pandangan rahmah diakhirat nanti
11. Sembahyang sunat empat rakaat fadhilat - Allah akan mengampunkan dosanya walau telah berlarutan selama 50 tahun melakukannya. lafaz niat : sahaja aku sembahyang sunat hari Asyura empat rakaat kerana Allah Taala. Pada rakaat pertama dan kedua selepas fatihah di baca Qulhuwallah sebelas kali.
12. Membaca "ham biallahhu wa nik mal wa kila nikmal maula wa nikmannasiru" fadhilat - Tidak mati pada tahun ini
13. Menjamu orang berbuka puasa fadhilat - Diberi pahala seperti memberi sekalian orang Islam berbuka puasa.
14. Puasa Niat - Sahaja aku berpuasa esok hari sunat hari Asyura kerana Allah Taala. fadhilat - Diberi pahala seribu kali Haji, seribu kali umrah dan seribu kali syahid dan diharamkannya daripada neraka.
Semoga bermanfaat dan dapat dipanjangkan kepada yang lain-lain.



صيام عاشوراء
Puasa ‘Asyuro

بسم الله الرحمن الرحيم
PUASA ‘ASYURO

Azh-Zhain bin Al-Mughiroh berkata : “Pendapat terbanyak mengatakan bahwa yang dimaksud ‘Asyuro adalah tanggal sepuluh pada bulan Muharram, dan pendapat ini lebih sesuai jika dilihat dari akar katanya dan penamaannya.

Hukum Puasa ‘Asyuro
Para ulama sepakat bahwa hukum puasa ‘Asyuro adalah sunnah, dan mereka berbeda pendapat mengenai hukumnya pada masa permulaan Islam tatkala disyariatkan sebelum disyariatkannya puasa Ramadhan. Abu Hanifah berpendapat bahwa pada awalnya diwajibkan kemudian dihapus, dan diriwayatkan dari Imam Ahmad akan sunnahnya, begitu juga ucapan jumhur ulama, karena Rasulullah SAW tidak memerintahkan secara umum tentang puasa tersebut, bahkan beliau bersabda :
» هذا يوم عاشوراء, وأنا صائم فيه, فمن شاء صام ومن شاء أفطر «
“ Hari ini adalah hari ‘Asyuro, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka “
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
“ Disunnahkan bagi yang puasa pada hari ‘Asyuro untuk berpuasa pada tanggal sembilannya, karena hal tersebut adalah perintah rasulullah saw yang paling akhir”.

Hikmah Puasa ‘Asyuro dan Puasa Tanggal Sembilannya.
Adapun puasa tanggal sembilannya adalah untuk menjaga puasa ‘Asyuro, juga untuk menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi yang juga berpuasa hanya pada hari itu saja. Dengan menggabungkan kedua hari itu maka syariat tersebut menjadi berbeda dari ajaran Yahudi. Adapun puasa ‘Asyuro itu sendiri karena pada hari tersebut terjadi beberapa kejadian yang baik, diantaranya : Selamatnya Musa alaihissalam dan para pengikutnya serta tenggelamnya musuh Allah, Fir’aun beserta kaumnya, begitu juga terjadinya beberapa tanda-tanda kebesaran Allah terhadap makhluknya, sesuatu yang layak untuk di syukuri.

Keutamaan Puasa ‘Asyuro.
Terdapat riwayat dalam shahih Muslim dari Abi Qatadah bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang puasa ‘Asyuro, maka beliau bersabda : “Saya berharap agar ‘Allah menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya “

Urutan Derajat Puasa ‘Asyuro
Derajat pertama dan yang paling utama, adalah dengan melakukan puasa tiga hari, yaitu tanggal sembilan, sepuluh dan sebelas.
Derajat kedua, yaitu berpuasa pada tanggal sembilan dan sepuluhnya, sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Muslim dari Ibnu Abbas radiallahuanhu, dia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Jika saya masih ada pada tahun depan, saya akan berpuasa pada tanggal sembilannya (bersama tanggal sepuluh)”, dan dari Ibnu Abbas juga, beliau bersabda “ Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi ”.
Derajat ketiga, yaitu dengan berpuasa hanya pada tanggal sepuluhnya saja, sebagaimana dari Ibnu Abbas dia berkata : “Kami diperintahkan Rasulullah saw untuk berpuasa pada hari ‘Asyuro”

Apa Derajat Yang Paling Utama ?
Yang paling utama dari ketiga derajat tersebut adalah derajat yang pertama, karena berpuasa pada hari-hari tersebut akan mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya:
C Akan mendapatkan ganjaran puasa sebuan penuh, sebagaimana hadits Abdullah bin Amr bin Ash radialluhanhu, dia berkata, Rasulullah saw bersabda : “tiga hari pada setiap bulan bagaikan puasa selamanya “.

C Karena puasa pada bulan ini adalah puasa yang utama setelah puasa Ramadhan, sebagaimana hadits Ibnu Abbas radiallahunhu, dia berkata : “Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw memperhatikan sebuah puasa dan mengutamakannya atas yang lainnya, kecuali hari ini, yaitu hari ‘Asyuro, dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan “.
C Menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi, sebagaimana hadits Ibnu Abbas : “Berpuasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya “.
C Mengikuti jejak Rasulullah saw yang merupakan sunnahnya dengan mengamalkannya dan mendakwahkannya, sebagai bentuk ibadah yang utama kepada Allah swt.
C Dapat menghapus dosa-dosa setahun penuh, berdasarkan hadits Qatadah radiallahunhu, dia berkata, Rasulullah saw bersabda : ”Dan hari ‘Asyuro dapat menghapus (dosa-dosa) setahun sebalumnya “.
Akhi yang saya cintai, ada yang ingin saya saya sampaikan kepada anda: Walaupun bulan puasa (bulan Ramadan) telah berlalu, akan tetapi waktu beramal tetap ada, begitu juga dengan berpuasa, tetap disyariatkan setiap waktu -segala puji bagi Allah-. Rasulullah saw berpuasa pada hari ‘Asyuro dan beliau memerintahkan untuk berpuasa sebelum disyariatkannya puasa Ramadhan. Sesungguhnya puasa ‘Asyuro adalah sunnah dari Rasulullah, jika diamalkan dan didakwahkan dengan ucapan dan perbuatan, maka hal tersebut merupakan ibadah yang sangat utama kepada Allah, karena siapa yang menghidupkan sunnah, mengamalkannya dan menyebarkannya diantara manusia maka baginya dua pahala, pahala dia beramal dan pahala menghidupkan sunnah tersebut, maka selayaknya bagi setiap muslim untuk melakukannya.
Karena pada hakekatnya umur kita adalah apa yang kita isi didalamnya dengan ketaatan kepada Allah swt, selebihnya akan belalu begitu saja tanpa nilai, dan akan menyesallah orang yang menyia-nyiakan kesempatannya, pada saat tidak berguna lagi penyesalan.

Apakah Terdapat Kekhususam Lain Pada Hari ‘Asyuro :
Doktor Shaleh As-Sadlan berkata :
“ Tidak ada kekhususan lain pada hari ini kecuali puasa, adapun yang dituliskan beberapa kitab dan yang disebutkan sebagian fuqoha, bahwa disunnahkan pada hari tersebut melebihkan nafkah untuk keluarga dan menjadikannya menyerupai hari ‘Id, tidak terdapat dalil yang shahih didalamnya.
Beberapa Bid’ah Pada Hari ‘Asyuro.
Kini kita merenung sejenak tentang hari ‘Asyuro, hari mulia yang didalamnya Allah selamatkan Musa alaihissalam dan para pengikutnya dari Firaun dan kaumnya, kemudian dirubah oleh sebagian kaum muslimin di sebagian negri-negri Islam menjadi acara kendurian. Para ulama telah menerangkan semua itu sebagai bid’ah yang diharamkan dan bukan bagian dari ajaran Islam akan tetapi lebih dekat kepada ajaran jahiliyah. Akan anda dapatkan sebagian diantara mereka menghindari perhiasan dan kesenangan, yang demikian itu untuk memperingati terbunuhnya Husain radiallahu’anhu. Benar, terbunuhnya beliau membuat kaum muslimin sangat sedih, akan tetapi apakah itu berarti kita harus selalu mengorek luka lama ? Tidak, sebab yang demikian itu akan menjadikan kaum muslimin berpecah belah dan menumbuhkan fanatisme, serta membiarkan musuh-musuh mengambil kesempatan masuk didalamnya. Diantara bid’ah yang lain adalah membuat makanan yang berbeda dari biasanya, seperti dengan menambahkan biji-bijian atau yang lain, atau mengganti baju dan melapangkan nafkah bagi keluarga, atau membeli kebutuhan setahun pada hari itu, atau melakukan ibadah tertentu seperti shalat, menyembelih hewan, menyimpan daging korban untuk dimasak pada hari itu, memakai celak mata, saling bersalam-salaman, saling berziarah, mengunjungi masjid atau kuburan, atau menampar pipi dan merobek kantong baju sebagai tanda bela sungkawa seperti cara jahiliyah. Semua itu adala perbuatan bi’ah dan kemungkaran yang tidak diajarkan oleh Rasulullah saw, juga Khulafaurrasyidun dan orang-orang sesudahnya, juga tidak ada para imam yang menganjurkannya. Sesungguhnya yang sangat dibenci Islam adalah mengulang-ngulang kesedihan, maka bagaimana mereka melakukan hal yang demikian tersebut. Bagi setiap muslim seharusnya menjauhi perbuatan bid’ah, karena sebaik-baiknya perbuatan adalah mengikuti Rasulullah saw dan seburuk-buruknya perbuatan adalah menjauhi ajaran Rasulullah saw, karena setiap bi’ah adalah sesat dan setiap kesesatan kedalam neraka.

KITA SEBENARNYA..lebih gembira menyambut 1hb. Januari daripada 1 Muharram. KITA SEBENARNYA..lebih tahu apa itu 14 Februari daripada 12 Rabiulawal. KITA SEBENARNYA..lebih membesarkan hari Sabtu dan Ahad daripada hari Jumaat. KITA SEBENARNYA..lebih khusyuk mendengar lagu daripada mendengar azan. KITA SEBENARNYA..lebih suka lepak, tidur, tengok tv daripada sembahyang. KITA SEBENARNYA..lebih tahu nama artis-artis kita daripada nama-nama pujaan. KITA SEBENARNYA..lebih suka menyebut helo atau hai daripada Assalamualaikum. KITA SEBENARNYA..lebih suka menyanyi daripada berwirid atau bertasbih. KITA SEBENARNYA..lebih suka memuji manusia daripada Tuhan kita sendiri. KITA SEBENARNYA..lebih suka membaca majalah daripada buku-buku agama dan al-quran. KITA SEBENARNYA..lebih suka pergi ke konsert daripada ceramah agama. KITA SEBENARNYA..lebih suka memaki,mengumpat orang daripada mendoakan dan menasihati mereka. KITA SEBENARNYA..lebih suka mencarut daripada menyebut MasyaAllah. KITA SEBENARNYA..lebih suka kemungkaran daripada berbuat kebaikan. KITA SEBENARNYA..lebih bangga dengan kejahilan kita daripada bersyukur dengan keimanan kita. KITA SEBENARNYA..lebih cintakan urusan dunia daripada urusan akhirat. tapi, bila ada orang tanya arah tujuan kita, kita lebih suka menjawab..KITA SEBENARNYA..lebih suka menuju ke syurga daripada neraka.. tapi layakkah kita dengan syurga milik Allah s.w.t?'yang sesungguhnya, akhirat itulah negeri yang kekal. Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka ia tidak akan dibalasi melainkan setimpal dengan perbuatan jahat itu. dan barang siapa yang mengerjakan amalan soleh,baik laki-laki mahupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman,maka mereka akan masuk syurga,mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa dihisab'. (surah al-mu'min)"Kesabaran adalah tunjang kekuatan dan kebahagiaan di dunia mahupun akhirat...."

PEPERANGAN AL-KHAIBAR DAN WADI AL-QURA
Bulan Muharram tahun ke tujuh (7) hijrah

Khaibar adalah sebuah kota besar dikelilingi tembok berbenteng dan taman-taman, jaraknya ke Madinah enam puluh (60) atau lapan puluh (80) batu di sebelah utara, tapi sekarang sebagai sebuah kampung dengan cuacanya yang kurang baik untuk kesihatan.
Faktor kejadian:
Setelah Rasulullah terasa aman terhadap salah satu dari tiga sayap terkuat Barisan Bersekutu dan terasa selamat sepenuhnya, khusus selepas perjanjian perdamaian al-Hudaibiah, kini Rasulullah mengatur perkiraannya dengan dua sayap yang masih bertenaga: Kaum Yahudi dan Qabilah-qabilah Najdi, agar perkiraan ini akan membawa kepada keamanan dan kesejahteraan serantau yang menyeluruh, seterusnya orang Islam boleh cuci tangan dari peperangan berdarah yang berterusan itu dan mengalih langkah kepada kerja-kerja dakwah dan menyampai risalah Allah sepenuhnya.
Oleh kerana Khaibar merupakan sarang pakatan da-konspirasi, malah merupakan markas gerakan tentera yang menimbulkan kekacauan dan mencetuskan peperangan, maka sudah selayaknya kaum muslimim memberi penumpuan kepadanya.
Apa yang dikatakan Khaibar sebagai pencetus kesemuanya, ini kerana kita tidak boleh melupai usaha-usaha penduduk Khaibar yang menghimpun tenaga Barisan Bersekutu untuk memerangi kaum muslimin, malah mereka juga yang menginisiatifkan kepada Banu Quraidhah supaya mengkhianati orang-orang Islam, dan mereka jugalah yang bertindak membuat hubungan dengan musuh dalam selimut iaitu kaum munafiqin, juga hubungan dengan Ghatafan dan Arab-arab Badwi yang merupakan sayap ke tiga kepada Barisan Bersekutu. Malahan mereka sendiri sudah pun mempersiapkan diri untuk memasuki kancah peperangan, mereka sudah pun memulakan percubaan itu dengan beberapa siri serangan, di antara yang terkutuk ialah mereka merencana untuk membunuh Rasulullah (s.a.w).
Berhadapan dengan usaha jahat mereka, kaum muslimin terpaksa menghantar beberapa unit tentera ke sana, hinggalah kepada tindakan membunuh kepala samseng dan perancang kejahatan seperti Salam bin Abi al-Haqiq dan Asir bin Zarim, namun kewajipan kaum muslimin terhadap golongan Yahudi ini lebih besar dari itu. Ditangguhkan operasi, kerana kekuatan yang lebih besar dan seteru yang lebih biadab lagi iaitu Quraisy sedang mengancam mereka. Oleh itu sebaik sahaja kaum muslimin melangsaikan perkiraan mereka dengan golongan pengkhianat itu kini tiba masanya pula untuk membuat perkiraan dengan golongan Yahudi Khaibar.

PERGERAKAN KE KHAIBAR
Ibnu Ishak mengisahkan katanya: Sekembalinya dari al-Hudaibiah, Rasulullah tinggal di Madinah. Baginda tinggal di sana pada sebahagian dari bulan Zulhijjah dan Muharam. Di akhir bulan Muharam Baginda keluar ke Khaibar.
Ahli tafsir mengatakan: Bahawa Khaibar itu adalah janji yang telah dibuat oleh Allah (s.w.t) di dalam firmanNya yang bermaksud:
Allah menjanjikan kamu rampasan-rampasan yang banyak kamu mengambilnya namun Allah menyegerakan bagi kamu yang ini. ( iaitu perjanjian al-Hudaibiah manakala rampasan-rampasan yang banyak ialah Khaibar).
(al-Fath: 20)

KEKUATAN TENTERA ISLAM
Dengan sebab kaum munafiqin dan golongan lemah iman tidak menyertai Rasulullah di dalam peperangan al-Hudaibiah maka Allah menyeru Rasul-Nya dengan firman yang bermaksud; "Akan berkata golongan yang tertinggal, apabila kamu menuju kepada barang-barang rampasan untuk memungutnya: Biarkanlah kami mengikuti kamu. Mereka hendak mengubah janji Allah".
Katakanlah: Sekali-kali kamu tidak berhak. mengikuti kami. Demikianlah Allah telah menetapkan sebelumnya, mereka akan mengatakan: Sebenarnya kamu dengkikan kami, bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.
(al-Fath: 15)
Apabila Rasulullah (s.a.w) hendak keluar ke Khaibar, Baginda mengiklankan bahawa yang akan turut serta hanya orang yang ingin berjihad sahaja, oleh itu yang turut serta hanyalah mereka berbaiah al-Ridhwan. Bilangan mereka seramai seribu empat ratus (1,400) orang.
Rasulullah melantik Siba' bin 'Arfatah al-Ghifari sebagai amir al-Madinah. Tetapi, kata Ibnu Ishak: Namilah bin Abdullah al-Laithi. Namun pendapat yang pertama lebih sahih pada pandangan golongan pengkaji.
Di masa itu Abu Hurairah pun sampai ke Madinah mengiklan keislamannya, di sana beliau sempat dengan Siba' bin Arfatah, Amir al-Madinah di dalam sembahyang' subuhnya. Setelah selesai sembahyang terus beliau menemui Siba', maka beliau pun diberi bekalan, terus beliau ke Khaibar menemui Rasulullah. Rasulullah (s.a.w) pun memberitahu kepada kaum muslimin seterusnya, Rasulullah pun membahagikan saham rampasan bersama-sama dengan sahabatnya yang lain.

KAUM MUNAFIQIN MEMBUAT HUBUNGAN DENGAN KAUM YAHUDI
Kaum munafiqin berusaha untuk kemuslihatan golongan Yahudi, Abdullah bin Ubai selaku kepala munafiqin telah menghantar utusan untuk bertemu dengan kaum Yahudi Khaibar dengan peringatan: "Bahawa Muhammad telah bergerak menuju ke arah kamu, berwaspadalah kerananya, justeru itu janganlah kamu gentar, persenjataan dan bilangan kamu lebih banyak, sedang Muhammad hanya satu kelompok yang kecil sahaja dengan tangan kosong tak Bersenjata, senjata yang mereka miliki sangat sedikit.
Sebaik sahaja penduduk Khaibar mengetahui hal ini, lantas mereka mengutus Kinanah bin Abi al-Haqiq dan Hauzah bin Qais kepada Ghatafan, meminta bantuan dari mereka, kerana Ghatafan adalah sekutu Yahudi yang memusuhi kaum muslimin. Yahudi telah menjanjikan Ghatafan untuk menyerah separuh hasil Khaibar sekiranya mereka dapat mengalahkan kaum muslimin.

PERJALANAN KE KHAIBAR
Dalam perjalanan ke Khaibar, Baginda melalui Jabal Asir, turun ke al-Sahba', turun lagi ke lembah yang dikenali sebagai al-Raji'e, dari situ ke kawasan Ghatafan perjalanannya mengambil masa sehari semalam. Ghatafan sudah pun bersiap untuk bergerak ke Khaibar bagi membantu Yahudi Khaibar, di pertengahan jalan, mereka dengar dari belakang mereka bunyi-bunyi bising, di mana mereka sangka bahawa kaum muslimin sudah menyerang keluarga, harta dan perkampungan mereka. Dengan itu tak jadi mereka ke Khaibar.
Rasulullah menjemput dua orang "Dalil" (penunjuk arah perjalanan) tentera Islam, salah seorang mereka bernama Husail untuk melalui jalan yang terbaik, agar dapat Baginda memasuki Khaibar dari arah utara iaitu dari sebelah negeri al-Syam dan supaya dapat menghalang mereka dari Ghatafan.
Salah seorang daripada mereka berkata: "Daku akan menunjukkan tuan hamba jalan-jalannya", dengan itu beliau membawa Rasulullah bersama tenteranya sampai ke satu persimpangan yang banyak cabang dan arah, kata beliau:
"Wahai Rasulullah setiap jalan ini boleh sampai ke matlamat". Maka Baginda meminta beliau sebutkan nama jalan-jalan itu, kata beliau: "Jalan ini bernama "Hazan" Rasulullah menolak cadangan untuk melalui jalan ini, katanya yang ini namanya "Syasy" pun Rasulullah menolaknya, katanya: Dan yang ini namanya "Hatib" sekali lagi Rasulullah menolaknya, kata Husail: "Tak ada yang lain, cuma tinggal satu lagi". Umar aI-Khattab bertanya: "Apa namanya?" Kata Husail: Yang ini namanya "Marhab" maka Rasulullah pun memilih jalan "Marhab" untuk ke menuju matlamatnya.
Beberapa Peristiwa Di Pertengahan Jalan:
1. Hadith riwayat Salamah bin al-Akwa'yang berkata:
Kami telah keluar bersama Nabi (s.a.w) ke Khaibar, kami berjalan di malam hari, sehingga berkata salah seorang dari peserta yang ramai itu kepada Amir: "Hai Amir, perdengarkan kami sebahagian dari madahmu itu", Amir adalah seorang penyair, beliau pun turun mendendangkan madahnya kepada sekelian peserta:
Tanpa kau Allah, kami ketiadaan hidayah
Tanpa mu Tuhan, tiada kami bersolat, bersedekah
Pohon kemaafan pengorbanan diserah
Selama masih kami bertaqwa
Tetapkan langkah bila musuh bersua
Cucuri kami ketenanganMu Ilahi
Bila kami diherdik tiada apa menggeruni
Disuara laungan salurlah bantuanmu Ilahi
Tanya Rasululllah (s.a.w): "Siapa yang mendendang madah itu?" Jawab yang hadir: "Beliau adalah Amir bin al-Akwa'" Jawab Rasulullah: "Allah mencucuri rahmat ke atasnya". Sampuk salah seorang: "Wajib ke atasnya syurga wahai Nabi Allah, kalau tidak mana rnungkin masih boleh beliau menghibur".
Para sahabat sudah mengetahui tidak pernah Rasulullah memohon rahmat dan beristighfar untuk seseorang kecuali dikurniakan syahadah (mati syahid). Amir telah syahid di Medan Khaibar.
2. Dipertengahan jalan sekalian hadirin bersua dengan sebuah lembah lalu mereka semua mengangkat suara takbir. Kata Rasulullah: "Rendahkan suara mu itu, yang kamu memohon itu bukannya pekak atau tiada bersama, yang kamu pohon dariNya itu Maha Pendengar lagi Maha Dekat".
3. Semasa di al-Sahba' kawasan berhampiran dengan Khaibar Baginda pun bersembahyang Asar, kemudian Rasulullah meminta makanan, apa yang diberikan kepada Baginda hanyalah tepung, maka Rasulullah suruh dimasakkan, setelah itu Rasulullah pun makan dan sekelian yang hadir pun turut makan bersama. Sesudah itu Rasulullah bangun untuk bersolat Maghrib. Baginda masih dalam wudhu' lantas untuk itu Baginda berkumur sahaja, kaum muslimin yang lainpun mencontohi amalan Rasulullah dengan memadai berkumur sahaja. Seterusnya Rasulullah bersolat dengan tidak memperbaharui wudhu', lepas itu Baginda menunai solat Isya' pula.

TENTERA ISLAM KE TEMBOK KHAIBAR
Kaum muslimin tidur di malam akhir sebelum bermulanya peperangan di pagi harinya, berhampiran dengan kota Khaibar, tanpa disedari oleh kaum Yahudi. Kebiasaan Rasulullah apabila hendak memerangi sesuatu kaum sedang suasana masih malam maka Baginda tidak rnenghampiri tempat itu hinggalah di waktu subuh. Kiranya apabila masuk sahaja waktu subuh terus Rasulullah bersembahyang fajar disamar-samar pagi, seluruh tentera pun siap memacu tunggangan masing-masing, penduduk Khaibar keluar di pagi hari untuk ke tempat kerja masing-masing, membawa peralatan mereka, tanpa menyedari kehadiran tentera Islam. Sebaik sahaja mereka sampai ke tempat kerja tiba-tiba mereka melihat tentera Islam terus mereka memekik: "Muhammad, demi Allah Muhammad dengan unit-unit tenteranya. Terus mereka lari ke dalam kota, maka laung Rasulullah: "Allahu Akbar! Musnah Khaibar, Allahu Akbar! musnah Khaibar. Sesungguhnya apabila kami turun ke halaman sesuatu kaum maka nahaslah pagi hari kaum yang diperingatkan itu".
Rasulullah telah memilih satu tempat sebagai khemahnya, namun demikian Khabbab bin al-Munzir telah datang menemui Rasulullah dengan berkata: "Wahai Rasulullah, apakah tempat yang tuan hamba bertapak ini suatu ketetapan langit atau berdasarkan strategi, kata Khabbab lagi: Wahai Rasulullah tempat ini dekat sangat dengan benteng-benteng pertahanan, seluruh tentera Khaibar berada di dalamnya, mereka mengetahui situasi kita sedang kita pula tidak mengetahui situasi mereka. Panah mereka boleh sampai kepada kita dan panah kita tidak sampai kepada mereka. Kita tidak selamat dari angkara mereka, ianya juga terletak di antara pohon-pohon tamar, kawasan rendah dan bumi kosong, kalau Rasulullah menyuruh kita sediakan tempat yang bebas dari semua ini untuk dijadikan markas tentera kita, boleh kita lakukan". Jawab Rasulullah: "Pendapat yang baik adalah seperti mana yang engkau kemukakan". Kemudian Rasulullah berpindah ke tempat lain. Semasa Rasulullah menghampiri Khaibar dan sudah boleh dilihat, Rasulullah memerintah supaya berhenti, di situ Baginda mendoakan:
"Ya Allah ya Tuhan Penjaga tujuh petala langit yang memayungi, penjaga tujuh petala bumi yang dipijak, Tuhan kepada sekalian syaitan yang menyesatkan, sesungguhnya kami memohon kebaikan kampung ini, kebaikan penghuni kampung ini. dari kejahatan penduduknya dari kejahatan apa yang ada di dalamnya Ayuh maralah dengan nama Allah"

BERSIAP UNTUK BERPERANG
Di malam hari penyerangan, Rasulullah bersabda:
"Akan ku serahkan bendera ini pada esok hari kepada seorang lelaki yang mencintai Allah dan RasulNya disebaliknya Allah serta RasulNya mencintainya". Bila siang menjelang semua orang ke hadapan Rasulullah, semua mereka mengharapkan bendera itu akan diserahkan kepadanya, lantas Rasulullah bertanya: Di mana Ali bin Abi Talib. Jawab hadirin: Beliau mengadu hal matanya yang sakit. Kata Rasulullah: Hantarkan beliau ke mari. Maka beliau pun di bawa ke hadapan Rasulullah (s.a.w). Baginda meludah ke dalam kedua-dua matanya sambil berdoa, sesudah itu matanya tidak sakit-sakit lagi bagaikan tak ada apa pun sebelumnya, Baginda menyerah bendera kepadanya, dan beliau berkata: "Wahai Rasulullah akan ku perangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita semua". Jawab Baginda: "Ayuh laksanakan tugas mu itu, apabila kamu sampai di perkarangan mereka, serulah mereka kepada Islam, beritahukan mereka segala sesuatu mengenai hak Allah, demi Allah sekiranya dengan kau Allah memberi hidayah kepada seseorang maka itu terlebih baik bagi kau dari sekumpulan unta-unta merah".
Khaibar terbahagi kepada dua kelompok, satu kelompok ialah:
1. Kubu Nairn
2. Kubu al-Saab bin Muaz
3. Kubu Qaladah al-Zubair
4. Kubu Ubai
5. Kubu al-Nizar
Tiga kubu yang pertama terletak di kawasan yang dikenali sebagai al-Nutah yang dua lagi terletak di kawasan yang dikenali sebagai al-Syaq.
Kelompok kedua dikenali dengan nama al-Katibah, terdapat tiga kubu sahaja.
1. Kubu al-Qamus ianya kubu qabilah Abu al-Haqiq keturunan Banu al-Nadhir.
2. Kubu al-Watih
3. Kubu al-Salalim
Namun demikian di Khaibar masih terdapat kubu-kubu dan tembok-tembok lain, selain dari lapan yang tersebut, cuma ianya kecil tidak segagah dan perkasa seperti yang lapan itu.
Peperangan sengit berkisar disekitar kubu-kubu yang berada di kelompok pertama, kubu-kubu kedua meskipun ramai pejuang-pejuangnya di situ namun ianya telah menyerah kalah tanpa sebarang peperangan.

PERMULAAN PEPERANGAN DAN PEMBUKAAN KUBU NA'IM
Kubu Na'im merupakan kubu pertama di antara lapan kubu yang diserang, ianya merupakan barisan pertahanan Yahudi pertama kerana kedudukannya yang strategi ianya kubu pahlawan Yahudi bernama "Marhab" Pejuangnya adalah ribuan.
Ali bin Abi Talib muncul di hadapan kubu berkenaan, pertama sekali beliau menyeru kaum Yahudi seluruhnya kepada Islam, mentah-mentah mereka menolak pelawaan itu, dengan itu mereka muncul ke hadapan bersama raja mereka "Marhab", beliau tampil ke hadapan menyeru sesiapa yang mahu bertarung dengannya. Kata Salamah bin al-Akwa: Setibanya kami di Khaibar raja mereka yang bernama "Marhab" pun tampil ke hadapan menghunus pedang sambil melaung dengan madahnya:
"Dakulah Marhab, Khaibar Kenali
Senjata digenggaman pahlawan teruji
Apabila perang bermula ianya membakar"
Di masa itu tampillah Umai Amir dengan madahnya:
"Khaibar kenali daku Amir
Senjata ditegakkan pahlawan mencabar"
Bertikamanlah di antara kedua, pukulan pedang Marhab membelah perisai Amir, menyebabkan beliau hanya bertahan sahaja, pedangnya pun pendek pula, namun beliau cuba memukul betis Yahudi tetapi mata pedangnya melantun balik ke arah dirinya hingga tertikam kepala lututnya dan beliau syahid kerana itu. Maka Rasulullah pun menegas dengan sabdanya: "Untuk beliau dua pahala, sambil Baginda menunjukkkan dua jarinya, kerana beliau berusaha dan melawan, jarang seorang Arab mara seperti beliau".
Nampaknya "Marhab" mencabar sekali lagi memanggil sesiapa yang berani bertarung dengannya, dengan madahnya tadi, Ali bin Abi Talib tampil ke hadapan, kata Salamah bin al-Akwa', Ali muncul dengan madahnya:
Daku Haidar ibu menamanya
Singa rimba garang rupanya
Sukatan diberi
Hutang dibayar
Darah dibela.
Beliau menghumban pedangnya ke kepala Marhab membunuhnya, dengan itu pembukaan kota Khaibar pun dirasmikan.
Semasa Ali (r. a) menghampiri kubu-kubu mereka yang lain, seorang Yahudi menjengok kepalanya dari dalam kubu sambil bertanya: Siapa kamu Jawab beliau: Akulah Ali bin Abi Talib, maka kata Yahudi: Kamu telah mengatasi dengan apa yang diturunkan ke atas Musa.
Sejurus kemudian muncul Yasir saudara kepada Marhab dengan berkata siapa sanggup bertarung dengan ku, maka tampil al-Zubair, maka kata ibunya Safiah: "Wahai Rasulullah, nanti dibunuhanakku?" Jawab Rasulullah: "Malah anak engkau yang membunuhnya". Memang itulah yang terjadi.
Pertempuran pun menjadi sengit di sekitar kubur Na'im di mana terbunuh beberapa keluarga, yang membawa kepada tumbangnya penentangan Yahudi dan gagal mereka mempertahankan kemaraan tentera Islam.
Dari semua sumber ini boleh difahamkan di mana peperangan Khaibar ini selama beberapa hari, tentera Islam menghadapi tentangan yang hebat, namun di akhirnya kaum
Yahudi sudah berputus asa untuk melawan, kesudahannya mereka lari dari kubu itu menyusup ke kubu "al-Saab". Dengan itu tentera Islam pun melanggar masuk dan menawannya.

PEMBUKAAN KUBU AL-SAAB BIN MUAZ
Kubu al-Saab merupakan kubu kedua yang terkuat dan gagah selepas kubu al-Na'im, tentera Islam membuat serangan di bawah pimpinan al-Habbab bin al-Munzlr al-Ansari, sebelum itu mereka telah membuat kepongan selama tiga hari, pada hari ketiga Rasulullah telah membuat satu doa khas untuk pembukaan kubu berkenaan.
Ibnu Ishak meriwayatkan katanya: Banu Saham dari qabilah Aslam telah datang menghadap Rasulullah, kata mereka: Kami dalam kemelesetan, kami tidak mempunyai sesuatu apa pun, jawab Rasul dengan nada restunya: "Ya Allah Ya Tuhanku sesungguhnya Kau mengetahui hal mereka ini, mereka tak mempunyai kekuatan, di tangan ku ini tiada sesuatu pun yang boleh ku beri kepada mereka, bukalah untuk mereka sekaya-kaya kubu, padanya makanan dan daging yang berlebihan". Keesokan pagi, Allah telah membuka kubu al-Saab bin Muaz, kiranya di Khaibar itu padanyalah tersimpan makanan dan daging-daging.
Ketika Rasulullah menyeru menyerang ke atas kubu berkenaan, maka Banu Aslamlah kumpulan terkemuka yang membuat asakan ke atas "al-Saab". Pertarungan dan pertempuran berlaku di hadapan kubu, sebelum matahari terbenam al-Hamdulillah al-Saab telah terbuka, tentera Islam mendapati di dalamnya alat-alat peperangan seperti pelontar peluru dan kereta-kereta perisai.
Oleh kerana kelaparan yang mencengkam tentera Islam, sudah sampai kekemuncaknya seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishak membawa kaum muslimin sudah merebus air untuk memasak daging keldai peliharaan. Tapi setelah Baginda mengetahui maka dilarang dari memakan daging kaldai peliharaan.

PEMBUKAAN KUBU AL-ZUBAIR
Selepas pembukaan kubu Na'im dan al-Saab kaum Yahudi yang berada di semua kubu kelompok al-Naim berpindah ke kubu al-Zubair, ianya kubu perkasa di kemuncak "Quilah", berat untuk kuda dan tentera ke sana kerana kesukaran jalan dan kekukuhannya. Tindakan Rasulullah ialah mengepunginya, Rasulullah mengenakan kepungan selama tiga hari, setelah itu seorang lelaki Yahudi datang menemui Rasulullah seraya berkata:
Wahai Abi al-Qasim kalau kamu kepung, mereka ada sumber air di bawah tanah, mereka keluar di waktu malam mengambilnya, balik semula ke kubu mereka tidak ada sesuatu pun yang mencemas mereka, tetapi kalau kau potong air mereka, mereka akan melawan. Rasulullah pun segera bertindak menghalang air dari mereka, reaksinya mereka keluar dan melawan dalam satu peperangan habis-habisan, telah syahid beberapa tentera Islam dan sepuluh orang Yahudi kecundang, dengan itu terbukalah kubu al-Zubair kepada Rasulullah (s.a.w).

PEMBUKAAN KUBU UBAI
Setelah kubu al-Zubair dibuka maka seluruh Yahudi berpindah ke kubu Ubai, kaum muslimin mengepunginya, dua wira Yahudi telah tampil seorang demi seorang meminta ditentang, namun kedua-dua mereka dibunuh di dalam pertarungan yang berasingan, wira kedua Yahudi telah dibunuh oleh pahlawan Islam yang berikat kepala dengan kain merah iaitu Abu Dujanah Sumak bin Kharsyah al-Ansari. Sebaik sahaja beliau membunuh wira Yahudi, terus beliau merempoh masuk ke dalam kubu Ubai dan tentera Islam membanjiri bersama beliau ke dalam. Di dalam kubu berlaku pertarungan sengit beberapa jam, di masa itu kaum Yahudi mengambil kesempatan melarikan diri ke dalam kubu "al-Nizar" kubu terakhir di kelompok pertama.

PEMBUKAAN KUBU AL-NIZAR
Kubu ini merupakan kubu terkuat kelompok ini, orang Yahudi semua mereka bagaikan penuh keyakinan bahawa tentera Islam tidak akan dapat membukanya walaupun berusaha sehabis tenaga mereka, sebab itulah mereka menempatkan perempuan-perempuan dan keluarga mereka di sini, setelah mereka mengosongkan semua penghuni keempat-keempat kubu terdahulu.
Kaum muslimin telah membuat kepungan yang ketat ke atas kubu ini, dengan tekanan kuat ke atas kaum Yahudi, oleh kerana kubu ini terletak di atas bukit tinggi dan gagah, menyebabkan kaum muslimin tidak dapat membuat serangan dan merempuh ke dalamnya, di pihak Yahudi pun tidak berani keluar dari kubu untuk bertarung, apa yang dapat mereka lakukan hanya melawan dengan meluncur tombak dan mencampak ketulan-ketulan batu ke arah tentera Islam.
Oleh kerana kubu al-Nizar ini sukar kepada tentera Islam membukanya maka Rasulullah (s.a.w) memerintah supaya dipecahkan kubu al-Nizar ini dengan lontaran al-Manjaniq (pelontar), setelah tentera Islam bertindak mengikut arahan Rasulullah, maka berlaku kerosakan dan keruntuhan kepada tembok-tembok kubu berkenaan, membolehkan tentera Islam menyerbu masuk, di mana berlaku pertempuran yang sengit di dalam kubu itu sendiri, di situ kaum Yahudi menerima kekalahan yang teruk kerana mereka tidak sempat melarikan diri ke kubu yang lain, namun dapat juga di antara orang-orang Yahudi yang sempat melarikan diri meninggalkan kaum keluarga dan perempuan-perempuan mereka sebagai tawanan. Dengan tertawannya kubu yang terkuat ini terbukalah kelompok pertama kubu Khaibar yang terletak di al-Nutah dan al-Syaq, walaubagaimana terdapat juga kubu-kubu kecil di sekelilingnya, tetapi dengan tertawannya kubu terkuat ini maka penghuni-penghuni yang tinggal dan hendak mempertahankan kubu-kubu mereka turut melarikan diri ke kubu-kubu yang berada di kelompok kedua di Khaibar ini.

PEMBUKAAN KELOMPOK KEDUA KUBU KHAIBAR
Sebaik sahaja kubu di kelompok al-Nutah dan al-Syaq dibuka, segera Rasulullah mengerakkan kekuatannya ke kelompok penduduk al-Katibah, al-Wateh dan al-Salalim iaitu kubu Abu al-Haqiq dari Banu al-Nadhir, kubu ini telah dibanjiri oleh para Yahudi yang sempat melarikan diri ke kubu ini, di sini mereka mempertahankan sehabis-habis daya usaha mereka.
Ahli al-Sirah dan al-Maghazi berikhtilaf pendapat apakah berlaku peperangan di ketiga-tiga kubunya ini atau tidak? Mengikut Ibnu Ishak dengan jelas beliau menyebut di mana berlaku pertempuran, dalam usaha membuka kubu al-Qamus, malah dari jalan cerita beliau, kubu ini dibuka melalui peperangan tanpa sebarang perbincangan dan rundingan.
Manakala al-Waqidi menyatakan keterangan di mana ketiga-tiga kubu dikelompok ini dibuka melalui perundingan, ini boleh jadi rundingan diadakan selepas berlaku pertempuran di kubu al-Qamus, tetapi dua kubu lagi telah diserah kepada tentera Islam tanpa sebarang pertempuran.
Walau bagaimanapun, apabila Rasulullah tiba ke sebelah al-Katibah Baginda telah membuat kepungan yang lebih ketat, tempoh kepungan ialah empat belas hari, di dalam tempoh ini orang-orang Yahudi tidak keluar langsung dari kubu mereka, hinggalah apabila Rasulullah memerintah supaya dipasang pelontar peluru dan mereka menyakini kehancuran mereka, lalu mereka memohon diadakan perjanjian perdamaian dengan Rasulullah (s.a.w).

PERUNDINGAN
Anak Abi al-Haqiq telah menghantar perutusan.menemui Rasulullah dengan persetujuan: Kami akan mengikut arahan kamu? Jawab Rasulullah (s.a.w): Ya, dengan itu mereka pun mematuhi arahan Rasulullah. Kira dengannya terselamatlah darah mereka.
Baginda menerima pakai perjanjian perdamaian dengan tentera-tentera mereka yang berada di dalam kubu, keluarga mereka ditinggalkan untuk mereka, mereka boleh keluar dari bumi Khaibar bersama-sama dengan keluarga mereka, dan meninggalkan segala-galanya kepada Rasulullah, hartabenda, bumi, emas perak, perisai dan baju besi, selain dari pakaian yang di badan sahaja. Jawab Rasulullah: "Allah dan RasulNya tidak bertanggungjawab dengan kamu sekiranya kamu menyembunyi sesuatu", dengan itu mereka pun menerima perdamaian yang dipersetujui itu. Selepas perdamaian ini maka selesailah penyerahan semua kubu-kubu kepada tentera Islam, dan sempurna sudah pembukaan seluruh Khaibar.

PEMBUNUHAN DUA ORANG ANAK LELAKI ABU AL-HAQIQ
Meskipun selesai perjanjian perdamaian sedemikian rupa, namun dua orang anak lelaki Abu al-Haqiq menghilangkan sebahagian besar hartabenda di dalam kubu berkenaan, juga mereka menghilangkan sebuah tabung yang terisi wang dan barang-barang kemas Huyai bin Akhtab, yang beliau bawa lari semasa pembuangan Banu al-Nadhir.
Kata Ibnu Ishak: Kinanah bin al-Rabie di bawa ke hadapan Rasulullah, bersama beliau hartabenda Banu al-Nadhir yang berharga. Baginda bertanya di mana barang-barang itu, Ibn al-
Rabie mengingkari yang beliau mengetahui tempatnya, maka dibawa kepada Rasulullah seorang Yahudi lain dan kata beliau:
Sebenarnya aku pernah melihat Kinanah berulang alik ke tempat usang itu setiap pagi. Tanya Rasulullah "Apa kata kau sekiranya kami menjumpai barang itu bersama-sama kau, kami bunuh kau?" Jawab Kinanah: "Ya boleh". Lalu Rasulullah menyuruh orang Islam menggali tempat usang itu, hasilnya didapati sebahagian harta-harta mereka yang sengaja disembunyikam di situ, bila ditanya di mana bakinya lagi, beliau enggan menunjuk tempatnya, Rasulullah pun menyerah beliau kepada al-Zubair dengan katanya:
"Siksakan beliau agar berjaya kita bawa keluar yang bakinya". al-Zubair mendemah dadanya dengan besi panas separuh mati, kemudian diserahnya kepada Mahmad bin Salamah, Mahmad pun terus membunuhnya sebagai balasan di atas kematian Mahmud bin Salamah saudaranya yang dibunuh oleh orang Yahudi dalam satu pakatanjahat mereka dengan mencampak ke atasnya lesung kisar semasa beliau berselindung di tepi tembok di kubu Na'im dahulu.
Ibnu al-Qayim menyebut bahawa Rasulullah (s.a.w) telah mengarah supaya dibunuh kedua-dua anak lelaki Abu al-Haqiq. Adapun orang yang mengaku bahawa harta itu mereka berdualah yang bertanggungjawab menyembunyikannya ialah anak saudara Kinanah.
Rasulullah menawan Sofiyah bin Huyai bin Akhtab sebelum ini beliau adalah bersama Kinanah anak lelaki Abu al-Haqiq, yang baru menjadi pengantin dan baru sahaja bermalam sebagai suami isteri.

PEMBAHAGIAN HARTA RAMPASAN
Pada permulaannya Rasulullah hendak mengosongkan Khaibar dari kaum Yahudi, tetapi mereka menawar kepada Rasulullah dengan kata mereka: "Hai Muhammad biarlah kami yang mengerjakan ladang-ladang ini, kami mengusahakannya, kerana kami lebih mengetahui mengenainya dari kamu. Kebetulan Rasulullah dan para sahabat di masa itu tidak ada prang-orang atau anak-anak suruhan untuk bekerja di ladang itu, orang Yahudi tidak pernah mengosongkan ladang itu malah setiap masa diusahakannya. Maka sebab itu Rasulullah membenarkan mereka mengusahakan ladang itu dengan syarat hasil dari setiap tanaman dibahagikan dua, dan Rasulullah (s.a.w) berhak memberikan mereka setiap tuaian yang Baginda perakuinya, Abdullah bin Rawahah dilantik sebagai penyelia mereka.
Pertama, Rasulullah membahagikan semua tanah Khaibar kepada 36 saham dan setiap saham itu dibahagikan kepada seratus saham kecil dengan itu tanah Khaibar mengandungi tiga ribu enam ratus (3,600) saham kecil, sebanyak seribu lapan ratus (1,800) saham adalah peruntukan khusus kepada Rasulullah dan tentera Islam yang merupakan separuh keseluruhan saham. Rasulullah mengambil satu saham sama seperti mana-mana tentera Islam, yang separuh lagi iaitu seribu lapan ratus (1,800) saham diasingkan, satu saham kontinjansis dan hal-hal yang mendatang ke atas kaum muslimin. Sebab Rasulullah membahagikan kepada seribu lapan ratus, kerana rampasan itu adalah hidangan Allah untuk tentera-tentera yang menyertai al-Hudaibiah dan yang telah tidak ada, kesemua mereka ialah seribu empat ratus (1,400) orang, bersama mereka dua ratus (200) kuda, setiap kuda dua saham, jadi kesemua itu dibahagikan kepada seribu lapan ratus (1,800) saham ertinya askar berkuda berhak menerima tiga saham dan pejalan kaki satu saham setiap seorang.
Bukti yang menunjukkan betapa banyaknya rampasan Khaibar ialah apa yang telah diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ibnu Umar dengan katanya: Kami tidak pernah kenyang kecuali setelah kami buka Khaibar, dan riwayat Aisyah dengan katanya: Selepas pembukaan Khaibar kami semua menyebut-nyebut: "Sekarang ini kita boleh kenyang dengan tamarnya".
Sekembalinya Rasulullah ke Madinah kaum muhajirin pun memulangkan hibah dan berian mereka kepada al-Ansar, yang pernah mereka berikan kepada al-Muhajirin dahulu, seperti kebun-kebun tamar, setelah mereka memiliki harta dan ladang-ladang tamar di Khaibar.

KEPULANGAN JAAFAR BIN ABI TALIB DANKELUARGA AL-ASY'ARI
Semasa peperangan Khaibar Jaafar bin Abi Talib bersama-sama sahabatnya dan orang-orang al-Asy'ari keluarga Abu Musa bersama-sama sahabatnya pun tiba dari hijrah mereka ke Habsyah.
Kata Abu Musa: "Pergerakan Rasulullah (s.a.w) telah sampai ke pengetahuan kami semasa kami berada di al-Yaman, rombongan terdiri dari daku sendiri dua orang saudaraku bersama dengan lima puluh orang lebih dari kaum ku, kapal yang kami tumpang itu telah membawa kami ke Habsyah negeri al-Najasyi, akhirnya kami bertemu dengan Jaafar dan sahabat-sahabatnya, kata Jaafar kepada ku: Sesungguhnya Rasulullah telah menghantar kami ke mari dan menyuruh kami bermukim di sini, dan tinggallah bersama kami. Dengan itu kami pun tinggallah bersama-samanya, hinggalah kami semua pulang semula ke Madinah dan berkesempatan pula dengan masa pembukaan Khaibar, dan Rasulullah pun memberikan kami saham Khaibar, sebenarnya Rasulullah tidak membahagikan saham Khaibar kepada orang yang tidak menyertai pembukaan Khaibar, kecuali kepada pelayar-pelayar kapal kami yang bersama Jaafar dan sahabat-sahabatnya, dimana Rasulullah membahagikannya di antara mereka.
Ketibaan Jaafar telah disambut oleh Rasulullah dan Baginda mengucupinya seterusnya Baginda bersabda: "Demi Allah aku tidak tahu mana satu yang hendak ku bergembira dengannya, Apakah pembukaan Khaibar atau kepulangan Jaafar?"
Ketibaan pulang Jaafar adalah hasil pengutusan Umar bin Umaiyah al-Dhamari dari Rasulullah kepada al-Najasyi, meminta beliau menghantar mereka pulang kepangkuannya, al-Najasyi pun segera mengurus kepulangan mereka dengan dua buah kapal, Jumlah mereka semua ialah enam belas (16) orang lelaki bersama-sama dengan anak-anak dan isteri-isteri mereka, selain dari mereka telah pun sampai ke Madinah sebelum ini beberapa kumpulan lain terlebih dahulu.

PERKAHWINAN DENGAN SOFIAH
Telahpun kita sebutkan bahawa Sofiah telah dijadikan sebagai tawanan, setelah suaminya Kinanah bin Abi al-Haqiq dibunuh kerana pengkhianatannya. Apabila semua tawanan dihimpunkan, Duhaiyah bin Khalifah al-Kalabi telah datang kehadapan Rasululullah dengan berkata: "Wahai nabi Allah, berikan daku seorang tawanan perempuan". Jawab Rasulullah: "Pergi dan ambillah". Beliau pun memilih Sofiah binti Huyai, di masa itu seorang lelaki menemui Rasulullah sambil berkata: "Wahai nabi Allah apakah tuan hamba memberikan Sofiah binti Huyai puteri penghulu Banu Quraizah dan Banu al-Nadhir kepada Duhaiyah, sebenarnya Sofiah tidak baik dan sesuai kecuali untuk Rasulullah". Kata Rasulullah: "Jemputkan beliau bersama perempuan itu ke mari". Beliau pun datang dengan Sofiah, bila Rasulullah menengoknya maka kata Rasulullah kepada Duhaiyah: "Ambillah perempuan tawanan selain darinya". Kemudian Rasulullah menawarkan Islam kepada Sofiah dan beliau pun menerima dan memeluk Islam, dengan itu Rasulullah membebaskannya dan berkahwin dengannya, pembebasan itu dijadikan maharnya, sehingga apabila ke tempat bernama " Sadd al-Sahba' " jalan ke Madinah, Sofiah menjadi halal untuk berkahwin. Ummu Salim bertugas menyiapkan beliau untuk Rasulullah dan diserahnya kepada Rasulullah pada malam itu, dengan itu Baginda menjadi mempelai lelaki kepada Sofiah. Sempena perkahwinan itu dihidangkan jamuan bubur tepung dicampur buah tamar dan minyak sapi. Baginda bermalam dengan Sofiah selama tiga hari semasa perjalanan pulang ke Madinah.
Rasulullah mendapati kesan lebam di mukanya, jadi Rasulullah pun bertanya dengan sabdanya: Apa ini? Jawab beliau: Wahai Rasulullah (s.a.w) sebelum ketibaan Rasulullah ke sini, saya telah bermimpi melihat bulan sudah tidak ada di tempatnya tiba-tiba terjatuh ke ribaku, demi Allah sedikit pun saya tidak tahu hal tuan hamba, daku pun menceritanya kepada suami ku, beliau pun terus menempeleng mukaku dengan katanya: Jadi kau bercita-cita hendak kahwin dengan raja yang di Madinah itu.

PERIHAL KAMBING BERACUN
Dalam keadaan Rasulullah (s.a.w) sedang berihat selepas pembukaan Khaibar seorang wanita Yahudi yang dikenali sebagai Zainab bin al-Harith isteri Salam bin Misykam telah tampil ke hadapan Rasulullah, beliau menghadiah kepada Rasulullah seekor kambing panggang, sebelum ini beliau telah bertanya khabar mana satu di antara anggota kambing panggang yang digemarinya dan diberitahu: Pahanya, untuk itu maka beliau memasukkan racun kedalamnya sebanyak yang mungkin, kemudian diracun kesemuanya, setelah itu beliau membawa sajian itu kepada Rasulullah.
Baginda pun mengambil paha kambing bakar tadi dan menggigitnya, didapati dagingnya tidak baik lalu diluahkannya dan bersabda: Tulang kambing ini memberitahu daku yang ianya telah diracunkan; setelah itu dipanggil perempuan Yahudi tadi dan disoal, beliau pun membenarkan kata-kata Rasulullah itu, dan bila ditanyanya mengapa beliau berbuat demikian, jawab beliau: Kalaulah Muhammad ini raja akan selamatlah daku darinya dan kalau ianya seorang nabi maka beliau akan diberitahu, dengan itu Rasulullah memaafkannya.
Bersama Rasulullah di ketika itu Bisyr bin al-Barra' bin Ma'rur, beliau telah mengambil sebahagian dari daging kambing itu, dimakan malah didapati menyelerakan akhirnya beliau mati selepas itu.
Riwayat berikhtilaf mengenai kesudahan perempuan tadi, dimaafatau dibunuh, satu riwayat sebulat mengatakan Rasulullah memaafkannya pada permulaan, kemudian dibunuh sebagai qisas, hukuman di atas kematian Bisyr.

QURBAN KEDUA BELAH PIHAK DI DALAM PEPERANGAN KHAIBAR
Jumlah tentera Islam yang syahid dl dalam pertempuran Khaibar, ialah enam belas (16) orang empat Quraisy, seorang Banu Asyja', seorang Banu Aslam, seQrang dari penduduk Khaibar selebihnya adalah dari golongan Ansar.
Pendapat lain menyebut bahawa syahid Islam adalah lapan belas (18) orang, al-Alamah al-Mansurpuri menyebut sembilan belas (19) orang, kemudian beliau berkata: selepas penyelidikan ku dapati sebenarnya dua puluh tiga (23) orang. Seorang darinya tersebut di dalam sejarah al-Tabari sahaja, dan seorang darinya juga, hanya tersebut di dalam al-Waqidi sahaja. Seorang darinya mati kerana memakarr daging kambing yang beracun, manakala seorang yang lain mereka berikhtilaf apakah ianya terbunuh di Badar atau di Khaibar. Tapi yang sahih ianya mati di Badar. Manakala jumlah qurban orang Yahudi ialah sembilan puluh tiga (93) orang.

FADAK
Apabila Rasulullah (s.a.w) sampai ke Khaibar, segera Rasulullah menghantar Mahisah bin Masoud sebagai utusan kepada Yahudi Fadak menyeru mereka kepada al-Islam, namun mereka berlengah, tapi setelah Allah mentakdirkan pembukaan Khaibar dicampak kegerunan ke dalam hati-hati mereka, membawa mereka mengutus kepada Rasulullah meminta perdamaian dan sanggup membahagikan separuh hasil Fadak kepada Baginda seperti yang Baginda lakukan dengan penduduk Khaibar, Rasulullah bersetuju dengan permintaan Yahudi itu, oleh itu maka Fadak semuanya adalah khusus kepada diri Rasulullah (s.a.w) sahaja, kerana rampasannya tidak berlaku sebarang pergerakan tentera dan peperangan.

WADIAL-QURA
Setelah Baginda selesai urusan Khaibar Baginda terus ke "Wadial-Qura" kerana di sana terdapat sekumpulan kaum Yahudi dan sebahagian dari qabilah Arab yang bersekutu dengan mereka.
Apabila tentera Islam sampai ke sana mereka telah ditentang oleh kaum Yahudi dengan lontaran panah kerana mereka dalam keadaan berkerah tenaga dan bersiap sedia. Dalam kejadian itu seorang Abdi Rasulullah bernama Mud'am terbunuh, maka kata orang ramai: Berbahagialah beliau dengan syurga, jawab Rasulullah: Tidak sama sekali, demi jiwaku ditangannya, itu kain selimut, yang beliau ambil itu di hari Khaibar adalah rampasan Khaibar yang tidak dimasukkan ke dalam saham pembahagian rampasan, beliau harus dibakar dengan api, bila mereka mendengar demikian maka seorang lelaki telah membawa kepada Rasulullah seberkas atau dua berkas kayu api, kata Rasulullah: Seberkas atau dua berkas kayu api. Kemudian Rasulullah pun menyusun para sahabat untuk menghadapi peperangan, diatur dan dibahagi-bahagikan, bendera diserahkan ke tangan Saad bin Ubbadah, manakala panji-panjinya diserahkan kepada al-Habbab bin al-Munzir, Suhail bin Hanif dan Ubbadah bin Bisyr, lepas itu Rasulullah menyeru penduduknya kepada Islam tetapi mereka menolak malah salah seorang dari mereka telah muncul dan meminta dicabar, dengan itu al-Zubair ibni al-Awwam pun tampil menyahut permintaannya tadi, belum apa-apa beliau sudah membunuh pencabar tadi kemudian tampil seorang lagi, pun dibunuh oleh al-Zubair kemudian tampil yang ketiga, sekali ini Ali bin Abi Talib pula yang melawannya, setelah beberapa ketika Ali pun membunuh orang itu, dikira semua orang yang dibunuh itu sebelas orang, selalunya setiap kali wira mereka tumpas Baginda menyeru mereka kepada Islam.
Masa berlalu dengan keadaan begini hinggalah masuk waktu solat, Rasulullah pun terns memerangi mereka hingga ke petang, di pagi keesokan hari dan belum sempat matahari menjelang ke ufuk langit kadar aras tombak, Wadi al-Qura menyerah kalah dan Rasulullah menawannya dengan kekerasan, padanya Allah menghadiahkan RasulNya dengan rampasan-rampasan dan harta-harta yang banyak termasuk perkakas dan peralatan lain.
Rasulullah tinggal di Wadi al-Qura urituk selama empat (4) hari, setelah membahagi-bahagikan rampasan, manakala tanah perusahaan dan tanaman tamar dibenarkan kaum Yahudi mengusahakannya. Rasulullah bertindak terhadap mereka seperti mana tindakan Baginda terhadap penduduk Khaibar.

TAIMA'
Apabila Yahudi Taima', menerima berita penyerahan diri oleh Yahudi Khaibar diikuti oleh penduduk Fadak dan Wadi al-Qura maka mereka tidak membuat sebarang penentangan terhadap tentera Islam. Malah terlebih dahulu mereka menghantar wakil untuk mengadakan perundingan perdamaian, Rasulullah bersenang hati menerima hasrat mereka, sehingga dengan itu mereka dapat meneruskan pemilikannya ke atas harta benda mereka. Justeru Rasulullah menulis surat perjanjian untuk msndokumenkan kepada mereka risalah jaminan, berikut nasnya: "Ini adalah risalah dari Muhammad Rasulullah untuk Banu 'Adiya, sesungguhnya untuk mereka tanggungjawab, sebagaimana mereka berkewajipan mengeluar ufti (jizyah), tiada penentangan maka tiada perpindahan". Risalah ini ditulis oleh Khalid bin Said.

KEMBALI KE MADINAH
Sesudah itu Rasulullah (s.a.w) pun mula bergerak menuju ke Madinah. Di dalam perjalanan pulang itu Baginda berjalan sepenuh malam dan tidur di akhir malam di suatu tempat, dengan berkata kepada Bilal: Malam telah melindungi kita, beliau pun tertidur dengan bersandar pada binatang tunggangannya tak seorang pun sedar kecuali setelah cahaya matahari menikam mereka, orang pertama terjaga ialah Rasulullah (s.a.w) dengan itu Baginda pun keluar dari lembah itu mendahului tenteranya kemudian Baginda menunaikan solat subuh bersama kalian hadirin. Ada pendapat mengatakan kisah ini beriaku di dalam peristiwa lain.
Setelah meneliti huraian peperangan Khaibar, jelaslah kepulangan Rasulullah (s.a.w) dari Khaibar ialah dipenghujung bulan Safar atau di bulan Rabiul Awwal tahun ke tujuh (7) Hijrah.

PESANAN LUKMANUL HAKIM
01 - Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yg dalam, banyak manusia yg karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yg bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.
02 - orang - orang yg sentiasa menyediakan dirinya utk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yg insaf dan sedar setalah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari ALLAH juga. 03 - Hai anakku; orang yg merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kpd ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.
04 - Hai anakku; seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.
05 - Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.
06 - Dan selalulah berharap kpd ALLAH tentang sesuatu yg menyebabkan untuk tidak menderhakai ALLAH. Takutlah kpd ALLAH dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dr sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.
07 - Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seorang yg telah rosak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal hal yg tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dr tempatnya semula itu lebih mudah drpd memberi pengertian kpd orang yg tidak mahu mengerti.
08 - Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengankat batu besar dan besi yg amat berat, tetapi akan lebih lagi drpd semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga (jiran) yg jahat.
09 - Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yg bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.
10 - Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yg berbahaya.
11 - Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah utk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedang kan menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.
12 - janganlah engkau makan sampai kenyang yg berlebihan, kerana sesungguhnya makan yg terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kpd anjing sahaja.
13 - Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.
14 - Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yg takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulamak dengan cara meminta nasihat dari mereka.
15 - Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yg mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mahu menambahkannya.
16 - Hai anakku; bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.
17 - selalulah baik tuturkata dan halus budibahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yg pernah memberikan barang yg berharga.
18 - Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanyasebagai orang yg tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yg mengharapkan sesuatu darimu.
19 - Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yg tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya~ yg akan mendatangkan cela pd dirimu.
20 - Hai anakku; janganlah engkau condong kpd urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia saja kerana engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.
21 - Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata kata yg busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.
22 - Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yg menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yg pasti, janganlah engkau bertanya sesuatun yang tidak ada guna bagimu, janganlah mensia siakan hartamu.
23 - Barang sesiapa yg penyayang tentu akan disayangi, sesiapa yg pendiam akan selamat daripada berkata yg mengandungi racun, dan sesiapa yg tidak dapat menahan lidahnya dr berkata kotor tentu akan menyesal.
24 - Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yg alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata katanya bagaikan tanah yg subur lalu disirami air hujan.
25 - Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yg selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yg engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan dengan orang yg bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.
Sekian, Wassalam.

Tanda-Tanda Kebahagiaan dan Kesengsaraan>> Tanda-tanda Bahagia> >1. Menjauhkan diri dari urusan dunia dan senang kepada urusan akhirat >2. Kemahuan kuat terhadap ibadah dan membaca al-Quran >3. Sedikit bicara terhadap apa yang tidak diperlukan >4. Sangat memelihara sholat lima waktu >5. Menjaga diri dari yang haram dan syubhat, sedikit atau banyak >6. Bersahabat dengan orang-orang soleh dan baik >7. Rendah diri >8. Bersifat dermawan yang ikhlas >9. Belas kasihan terhadap makhluk-makhluk Allah yang lain >10. Bermanfaat kepada orang lain >11. Selalu ingat mati dan bersiap sedia menghadapinya> >>Tanda-tanda Sengsara>> >1. Rakus terhadap harta dunia >2. Kemauan nafsu yang kuat dan cenderung pada kelezatan dunia >3. Perkataan yang kotor dan banyak ghibah (menceritakan cela orang lain) >4. Menganggap enteng sholat 5 waktu. >5. Bersahabat dengan orang-orang fasik >6. Buruk prilakunya >7. Sombong dan tinggi hati >8. Enggan memberi kebaikan kepada orang lain >9. Sedikit kasih sayang terhadap orang yang beriman >10. Pengecut >11. Lupa terhadap mati>> (Dipetik dari kitab Tanhibul Ghafilin)

Thursday, December 11, 2008

Neraka Jahanam


Assalam Mu'alaikum Wbrth!!! Sahabat semua...bacalah....Ya Allah... takutnyer... bacelah sampai habis.. skjap jer..x smp 5 minit..pun!!! YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM,lindunglilah dan peliharakanlah kami,kedua ibubapa kami, isteri kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami & semua orang Islam dari azab seksa api nerakaMu YA ALLAH.Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurgaMu YA ALLAH, namun tidak pula kami sanggup untuk ke nerakaMu YA ALLAH.Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah dan amalan kami dengan RAHMATMU YA ALLAH......AMIN......: Luasnya Neraka :.Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibrail datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya,maka ditanya oleh nabi s.a.w.: 'Mengapa aku melihat kau berubah muka?'Jawabnya: 'Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikhabarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allahitu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya. 'Lalu nabi s.a.w. bersabda: 'YaJibrail, jelaskan padaku sifatJahannam.'Jawabnya: 'Ya. Ketika Allah menjadikanJahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap,tidak pernah padam nyala dan baranya.Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya.Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit danbumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya.Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh.Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api.Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan. 'Nabi s.a.w. bertanya: 'Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?'Jawabnya: 'Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya dibawah dari lainnya, dari pintu kepintu jarak perjalanan 70,000 tahun,tiap pintu lebih panas dari yan g lain70 kali ganda.' (nota kefahaman: iaituyg lebih bawah lebih panas)Tanya Rasulullah s.a.w.: 'Siapakah penduduk masing-masing pintu?'Jawab Jibrail: 'Pintu yg terbawah untuk orang-orangmunafik, dan orang-orang yang kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar. Pintu keempat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernamaLadha, Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir.'K emudian Jibrail diam segan padaRasulullah s.a.w. sehinggaditanya: 'Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?'Jawabnya: 'Di dalamnya orang-orang yang berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.'Maka Nabi s.a.w. jatuh pengsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibrail meletakkan kepala Nabi s.a.w.di pangkuannya sehingga sedar kembali dan sesudah sadar Nabi saw bersabda: 'Ya Jibrail, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummatku yang akan masuk kedalam neraka?'Jawabnya: 'Ya, iaitu orang yang berdosa besar dari ummatmu.'K emudian Nabi s.a.w. menangis,Jibrail juga menangis, kemudian Nabis.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.(dipetik dari kitab 'Peringatan BagiYg Lalai')Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahandengan panasnya terik matahari Ku.Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKuitu:1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7tingkat2. Setiap tingkat mempunyai 70,000daerah3. Setiap daerah mempunyai 70,000kampung4. Setiap kampung mempunyai 70,000rumah5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak7. Setiap kotak mempunyai 70,000batang pokok zarqum8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai70,000 rantai11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat. Mudah-mudahan ini dapat menimbulkan keinsafan kepada kita semua.....Wallahua'lam.

JAGA TUJUH SUNNAH NABI



Cerdasnya orang yang beriman adalah dia mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati tapi mati itulah untuk hidup.

Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Kerana mati adalah pintu berjumpa Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup tetapi mati adalah awal cerita sebenarnya. Maka sambutlah kematian dengan penuh ketaqwaan.

Hendaklah kita menjaga tujuh sunnah nabi SETIAP HARI. Ketujuh sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam itu adalah :

Pertama, tahajjud kerana kemuliaan seseorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

Kedua, membaca al-Quran sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata melihat al-Quran terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

Ketiga, jangan tinggalkan masjid (atau musollah) terutama di waktu Subuh. Sebelum melankah ke mana pun, langkahkan kaki ke masjid kerana masjid pusat keberkatan, bukan kerana panggilan muezzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

Keempat, jaga solat dhuha kerana kunci rezeki terletak pada solat dhuha.

Kelima, jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

Keenam, jaga wudhu’ terus menerus, kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu’. Kata Khalifah yang keempat Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a : “Orang yang selalu berwudhu’ sentiasa ia akan merasa selalu solat, dan dijaga dengan malaikat dengan dua doa; ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah.”

Ketujuh, amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir. Oleh kerana itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya.

Zikir merupakan makanan rohani yang paling bergizi dan dengannya pelbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah manusia daripada sifat-sifat haiwan yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.

Mudah-mudahan ada manfaat kita bersama, insyaAllah.

PEMUDA SYAHID SELEPAS MENGUCAPKAN SYAHADAH




Suatu ketika tatkala Rasulullah S.A.W. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui Baginda. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah S.A.W. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam.Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, 'Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya. ' Demikian angkuhnya Amar. Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah S.A.W., menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah S.A.W. Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.
Rasulullah S.A.W. menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira, tambah pula rela akan maju bersama Rasulullah S.A.W. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, kerana masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pengsan.
'Untuk apa ikut ke mari ya Amar?' Demikian tanya orang yang hairan melihatnya, sebab sangka mereka dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini masih belum Islam lalau mengikut sahaja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar lalu berkata, 'Aku sudah beriman kepada Allah S.W.T. dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah S.W.T. akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi.' Amar meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Ilahi sebagai pahlawan syahid. Waktu hal ini diketahui Rasulullah S.A.W., maka Rasulullah S.A.W. pun bersabda,: 'Amar itu nanti akan berada dalam syurga nantinya.' Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadis Rasulullah S.A.W.. berkata kaum Muslimin, 'Cuba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk syurga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah S.W.T.' 'Jika kamu tidak tahu orangnya.' Kata Abu Hurairah r.a lagi, lalu ia pun menyambung, ujarnya, 'Maka baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit.' Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga demikian indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Rasulullah S.A.W. Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah iaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah S.W.T. di medan perang. Maka syurgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Rasulullah S.A.W. menjamin syurga bagi orang seperti Amar ini.

Mahsyar !!



Selepas kiamat,selepas segala-galanya dimusnahkan oleh ALLAH yang Maha Kuasa , manusia akan dibangkitkan di bumi MAHSYAR.Di sana, ALLAH akan menerbitkan semula matahari dengan kepanasan yang luar biasa berlipat kali ganda. Diturunkan dengan serendah-rendahnya kira-kira sejengkal dari kepala manusia..dalam kepanasan yang amat dahsyat hancur leburlah diri manusia,mereka saling menghimpit dan tindih-menindih kerana sesak dan ramainya manusia. Demikianlah mereka di bumi MAHSYAR itu selama 40 ribu tahun.
Dalam gelisah dilanda azab yang maha perit,mereka merasa tidak sanggup lagi menghadapi MAHSYAR,masing-masing meminta agar ALLAH mempercepatkan himpunan raksasa itu lalu memasukkan terus mereka ke dalam neraka yang merupakan destinasi terakhir bagi mereka. Bayangkanlah betapa siksanya perhimpunan itu sudah tentu NERAKA teramat sengsara lagi. Manusia di kala itu mengutuk-ngutuk dan menyumpah-nyumpah diri sendiri,merintih rayu,meratap menangis tiada henti kerana menghadapi HARI MAHA MALANG itu…disebabkan lalai dan bodohnya kerana mensiakan amanah ALLAH..tika di dunia dahulu . Dalam suasana demikian, tiba-tiba ALLAH dedahkan segala rahsia keaiban dan kejahatan diri manusia,tidak tercicir walau sedikitpun. Segala perlakuan kita di dunia akan disaksikan oleh ALLAH sendiri,para nabi dan insan keseluruhannya,maka manusia ketika itu, akan hanguslah hati dan jasad kerana terlalu malu,lalu ditenggelami dengan keringat peluh yang busuk dan hanyir,kerana panas,sesak lagi ditambah pula peluh malu yang bersangatan sehingga bumi MAHSYAR banjir.
ALLAHU AKBAR!!! Inilah MAHSYAR,hari kemurkaan ALLAH terhadap hambanya. Tiada seorang manusia yang berani memohon kepadanya agar diringankan azab sengsara itu. Lalau ketika itu barulah mereka teringatkan NABI MUHAMMAD S.A.W sebagai penyelamat mereka pada saat itu, yang dulu mereka memandang sepi terhadap seruan nabi. Pada hari itu selamatlah mereka yang taat dan celakalah mereka yang ingkar. Ketahuilah inilah kemurkaan ALLAH, yang maha memudaratkan setiap hambanya,mendera manusia yang terlalu angkuh,sombong malah tidak mengendahkan segala anugerahNya,manusia sanggup melakukan perbuatan terkutuk,tidak bersolat,tidak menjaga amanahnya,tidak berpuasa,tidak mengeluarkan zakat,mengumpat,melewatkan solat,mandahulukan kepentingan dunia daripadaNya,sering berkata keji,tidak pula bezikir kepadaNya malah tidak mahu menghampirkan diri kepadaNya. Namun kerana sifat Pengasih dan Penyayang Dia tidak pula memberikan sebarang mudarat didunia sebaliknya dengan sifat Pemurah, Dia memberi pula kurniaan nikmat yang terlalu banyak walaupun manusia sedikitpun tidak mengingatiNya. Akan tetapi ingatlah apabila tiba saan PERJANJIANNYA,maka Dia akan memperkenalkan pula sifatNya yang MAHA PEMURKA dan MAHA PENDENDAM, tanpa rasa belas kasihan walaupun sebesar debu-kerana terlalu murkakan hambaNya. Melainkan kepada hambaNya yang sangat rindu dan sangat cinta kepadaNya,mereka itulah para kekasih ALLAH. Maka dengan megahnya ALLAH mempersilakan mereka untuk bernaung di bawak kemuliaan ARASHNYA..YANG AGUNG agar terselamat dari sengsara MAHSYAR itu..

Fikirkanlah wahai sahabat pimpinan sekalian..dimanakan tempat kita disisi ALLAH..adakah kita akan mendapat RAHMATNYA atau KEMURKAANNYA yan MAHA DAHSYAT..renungkanlah…

Monday, December 8, 2008

Diari Kenangan….




Aku ialah anak tunggal dalam keluargaku. Oleh itu, kedua orang tuaku memberi sepenuh perhatian terhadapku. Mereka menyayangiku bagaikan menatang minyak yang penuh. Sikap prihatin dan tanggungjawab mereka membuatkan aku amat menghormati kedua orang tuaku.
Kini usiaku sudah menjangkau empat belas tahun atau kata orang sudah baligh atau lebih tepatnya memasuki alam remaja. Selama empat belas tahun, keluarga kami adalah sebuah keluarga yang bahagia. Tiba-tiba pada suatu hari ketika aku pulang dari sekolah aku terdengar bunyi riuh rendah yang datangnya dari dalam rumah. Aku menjadi hairan. Setahu aku pada waktu begini, kedua orang tuaku sedang bekerja.
Aku memasuki rumahku dan duduk di ruang tamu. Kedengaran suara ibuku lantang memaki hamun ayahku. Tiba-tiba kurasakan pipiku basah. Aku menangis. Ibu turun dari tingkat atas melintasiku. Daripada raut wajah ibu aku dapat merasakan yang ibu terkejut dengan kepulanganku. Ibu terus meninggalkanku yang masih terpinga-pinga terhadap semua yang telah berlaku.
Aku memberanikan diri untuk naik ke atas. Aku peluk ayah sambil bertanya mengapa perkara ini boleh terjadi. Ayah menyuruhku bersabar. Setelah aku kembali tenang sambil mengesat air mata jernihku, ayah menceritakan semuanya satu persatu. Menurut ayah, dia dan ibuku tidak dapat hidup bersama lagi. Ibu sudah mempunyai pasangan hidup yang baru kerana tidak sanggup lagi hidup bersama ayahku yang pendapatan bulanannya sudah berkurangan.
Memang aku akui sejak ayah meletakkan jawatan sebagai pegawai bank, hidup kami berubah sedikit. Kami tidak lagi mengunjungi restoran-restoran mewah seperti biasa yang kami lakukan sebelumnya. Ibu pula hanyalah kerani biasa yang lebih suka membelanjakan wangnya untuk membeli pakaian dan alat solek. Perbelanjaan harian semua ditanggung oleh ayah. Kini ayah bekerja sebagai juruaudit sebuah syarikat keselamatan dengan pendapatan RM 650 sebulan berbanding pendapatan dahulu berjumlah RM 2000 sebulan. Ibu tidak dapat menerima hakikat ini lalu minta ‘dibebaskan’.
Setelah mendengar penerangan ayah, hatiku meluap-luap menyumpah ibu kerana tidak bersyukur dan menerima takdir Ilahi. Namun, kata-kata ayah membuatkan aku sedar bahawa keputusan sudah dibuat dan aku harus menerimanya dengan hati yang tabah.
Sejak kejadian itu, hubungan aku dengan ayah semakin rapat. Segala sakit peningku ayah yang jaga. Sekarang bagiku ayahlah segala-galanya.
Setahun berlalu, ingatanku terhadap ibuku semakin hari semakin pudar.Apatah lagi ibu tidak pernah menjengukku sejak kejadian itu. Hanya sekali-sekala dia pulang ke rumah untuk mengambil barang-barang kepunyaannya. Selepas itu, ibu tidak muncul-muncul lagi. Melihatkan penat lelah ayah membesarkanku dan menjagaku, aku bertekad untuk membalas budi ayah. Aku berazam untuk belajar bersungguh-sungguh bagi membolehkan aku mendapat keputusan yang cemerlang dalam Peperiksaan Menengah Rendah yang akan menjelang tidak lama lagi.
Masa berlalu begitu pantas. Keputusan PMR sudah berada dalam tanganku. Aku mencapai kejayaan yang cemerlang dengan memperolehi 9A. Tidak sabar rasanya untuk ku tunjukkan kepada ayah bahawa anak kesayangannya ini telah berjaya dalam peperiksaan.
Aku pulang ke rumah dengan wajah yang berseri-seri. Setibanya di rumah ku lihat Pak Long tercegat di muka pintu. Wajahku berubah serta merta. Pak Long memberitahuku bahawa ayah telah ditimpa kemalangan dan sekarang berada di wad kecemasan di hospital.
Tanpa berlengah-lengah lagi, Pak Long membawaku ke hospital. Di bilik aku melihat sekujur tubuh di atas katil dengan diselimuti kain putih. Serta merta pandanganku menjadi gelap.Aku merasakan bahawa dunia ini telah gelap kerana obor yang selama ini menerangi hidupku telah padam buat selama-lamanya. Orang yang paling kusayangi dan sama-sama menempuh perit dan jerih telah pergi menghadap Tuhan Pencipta Alam.
“Asiah Yusro Binti Kamal Ariffin”, Kedengaran namaku dipanggil sebagai seorang penerima Anugerah Pingat Emas Canselor seterusnya menerima Ijazah Sarjana Muda Pentadbiran Muamalat. Hasil daripada duit peninggalan ayah untukku telah membolehkan aku berjaya dan sampai ke menara gading. Inilah hadiah teristimewa buat insan yang memberi jalan untuk ku berjaya bernama ayah.
Aku naik ke pentas dengan penuh keyakinan. Awan mendung telah berarak pergi. Kini aku telah mendirikan rumahtangga dengan jejaka pilihan hati sewaktu sama-sama menuntut di alam persekolahan dulu. Alhamdulillah aku telah dikurniakan dua orang putera dan seorang puteri. Nasiruddin Al-Bani, Uwais al-Qorni dan Elya Khadeeja merupakan permata hati yang akan ku didik dan asuh mengikut tarbiah Islam. Kini yang tinggal hanyalah kenangan.Biarpun kenangan pahit, akan ku kenangi juga sepanjang hayatku agar peristiwa lepas tidak berlaku terhadap permata hati hidupku.

- RENUNGAN SANG MUSAFIR -




“Sekiranya engkau inginkan ketenangan cukuplah AL-QURAN sebagai pemberi ketenangan, & sekiranya engkau inginkan kehidupan cukuplah ISLAM sebagai jalan hidup”


“Tegakkan Daulah Islamiyah dalam dirimu, nescaya tertegaklah Daulah Islamiyah dalam negaramu”

“Sesungguhnya jalan dakwah yang mencabar ini sentiasa mendesak kita agar menguatkan diri dan memperbanyakkan bekalan. Bekalan yang bukan hanya atau akan kita gunakan sepanjang jalan dakwah ini, bahkan juga bekalan berhadapan dengan Allah. Amalan seharian kita (solat, ma’thurat, qiam, tilawah dll) adalah dynamo kepada perjuangan ini. Namun begitu tidak semua mampu mengkonsistenkan amalan-amalan ini. Bukan itu sahaja, kadangkala kita juga tidak mampu menguruskan masa dan tugas-tugas harian kita dengan sempurna. Tapi, yakinlah dengan firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman sekiranya kamu menolong agama Allah nescaya Allah akan menolong kamu”

- PuiSi sLaMBa SeoRaNG pEjUanG -






Tiada subuh bagiku,
Kecuali akan kubaca Ma’thurat padanya,
Tiada pagi bagiku,
Kecuali akan ku Solat Dhuha padanya,
Tiada aku keluar dari rumah,
Kecuali aku Berkopiah padanya,
Tiada malam bagiku,
Kecuali akan ku Qiam baginya,
Tiada solat bagiku,
Kecuali ku Berjemaah untuknya,

Tiada solat fardhu bagiku,
Kecuali sunat Rawatib padanya,
Tiada sehari bagiku,
Kecuali akan ku baca sejuzuk Al-Quran padanya,
Tiada akan ku jumpa seorang muslim,
Kecuali akan ku beri salam padanya,
Tiada akan ku mula sesuatu kerja,
Kecuali akan ku baca Bismillah sebelumnya,
Tiada akan ku selesaikan sesuatu kerja,
Kecuali akan ku sebut Alhamdulillah selepasnya,
Tiada penutup hariku,
Kecuali akan ku Muhasabah sebelumnya,
Inilah Diriku yang bergelar,
Pejuang yang Slamba…..

SEPULUH ORANG YANG MAYATNYA TIDAK BUSUK DAN TIDAK REPUT DI HARI QIAMAT KELAK!!!

Disebutkan di dalam satu riwayat,bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing-masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERCAKAP.Bertanya orang kepada Rasulullahsaw : 'Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?'Maka jawabnya Rasulullah saw 'Umatku dikenali kerana WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU'.' Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan.Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu 'itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN' mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian' SiratulMustaqim dan memasuki Alam SYURGA,sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahawa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hamba Ku.Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahawa sepuluh orang yan g mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :-1. Para Nabi
2 Para Ahli Jihad
3. Para Alim Ulama
4. Para Syuhada
5. Para Penghafal Al Quran
6. Imam atau Pemimpin yan g Adil
7. Tukang Azan
8. Wanita yan g mati kelahiran/beranak
9. Orang mati dibunuh atau dianiaya
10. Orang yan g mati di siang hariatau di malam Jumaat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.
Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda Rasulullahsaw: Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yan g berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah swt memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:' Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu berpuasa ( Ahli Puasa ) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yan g digoreng dan buah-buahan SYURGA. '
Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekelian kawan-kawan dan semua anak-anak yan g belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.
Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalamSurah Al-Haqqah bermaksud :'Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yan g telah kamu kerjakan pada HARI yan g telah LALU itu.'

Tarbiah Melahirkan Mukmin Mujahid


Tarbiyah (pendidikan) Islamiyah bukan sekadar membentuk seseorang itu menjadi mukmin untuk dirinya, beramal dan bertaqwa seorang diri sahaja. Bahkan ia bertujuan melahirkan mukmin yang sedia berkhidmat, memberi sumbangan kepada Islam dan berjihad pada jalan Allah SWT.

Rasulullah SAW mendidik para sahabatnya sehingga menjadi mujahid yang kukuh iman mereka, sentiasa bersedia untuk berkorban dan berjihad pada jalan Allah. Apabila Islam berhajat kepada kerja dakwah, maka tampillah para da'i yang jujur, berani dan sabar menyampaikan risalah Islam melalui lisan dan contoh yang baik. Apabila Islam memerlukan pengorbanan harta benda, maka tampillah sahabat yang mempunyai harta kekayaan menyerahkan harta benda mereka kepada Rasulullah SAW dengan penuh keredhaan tanpa bakhil, seperti Abu Bakar al-Siddiq, Umar al-Khattab, Uthman Ibn Affan dan Abdul Rahman al-'Auf.

Semua ini adalah peribadi yang lahir hasil daripada tarbiyah imaniyah yang berjalan di dalam madrasah Rasulullah SAW. Didikan Rasulullah SAW bukan untuk melahirkan ahli falsafah atau kumpulan sufi yang asyik dengan riadah ruhiyah semata-mata tanpa menghiraukan tipudaya musuh yang ingin menghancurkan Islam. Rasulullah SAW pernah menegur seorang lelaki yang ingin mengasingkan diri untuk beribadah dan meninggalkan jihad. Kata Rasulullah SAW kepada lelaki itu;
"Jangan kamu lakukan demikian. Sesungguhnya tegak seseorang kamu di jalan Allah (berjihad) adalah lebih utama daripada ia sembahyang dirumahnya selama 70 tahun. Apakah kamu tidak suka Allah mengamponkan kamu serta memasukkan kamu ke dalam syurga? Berjihadlah pada jalan Allah. Sesiapa yang berperang pada jalan Allah di atas belakang unta , maka wajiblah baginya syurga" (Hadis riwayat At-Tarmizi).
Hasan al-Banna pernah menyebutkan:
'Jihad adalab fardu yang berjalan terus sampai hari kiamat."
Sabda Rasuluilah SAW:
"Barangsiapa mati padahal dia tidak berjihad dan tidak pernah berniat berjihad, maka matinya seperti mati jahiliyah.'
Serendah-rendah tingkat iihad itu ialah dengan cara membantah di dalam hati, dan setinggi-tingginya ialah perang fi sabilillah kerana kebenaran. Di antara kedua-dua tingkatan itu terdapat cara-cara jihad yang lain seperti berjihad dengan lidah, berjihad dengan pena, jihad ekonomi, berjihad dengan tangan dan bejihad dengan cara berani bercakap benar di hadapan raja yang zalim. Semua sifat dan tingkatan jihad tersebut akan lahir melalui proses Tarbiyah lmaniyah, lnsyaallah.

Proses Tarbiyah mesti berterusan
Proses Tarbiyah lmaniyah mestilah berterusan, tidak boleh diabaikan atau dihentikan separuh jalan atau ditamatkan. Silibusnya mencakupi sepanjang hayat seorang muslim.
Menurut Al Syekh Mustafa Masyur bahawa Tarbiyah dan pembersihan jiwa diumpamakan seperti makanan dan siraman bagi pokok yang disemai atau ditanam. Jika pokok tidak dibajai dan disirami sentiasa, maka ia akan layu dan kering. la akan terus hidup subur jika dibajai dan disirami. Demikianiah manusia. Hidup sebenarnya bagi individu atau jemaah adalah kerana adanya iman. Hidup manusia sebenarnya adalah hidup hatinya dengan keimanan bukan hidup jasad yang akan fana. Iman di dalam hati itulah yang akan melahirkan kehidupan yang bermakna. Hati perlu digilap seialu kerana ia mungkin berkarat. Rasuluilah SAW bersabda yang bermaksud:
"Sesunggubnya hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi. Sababat-sababat bertanya: Apakah pengilapnya wahai Rasulullah?. Rasulullah menerangkan: membaca Al Quran dan mengingati maut (mati).' (HR Al Baibaqi)
lman yang berada dalam iiwa manusia sentiasa terdedah kepada kelunturan dan kelemahan kerana dijangkiti oleh berbagai penyakit seperti kesibukan urusan duniawi, dan lain-lain. Oleh itu kita perlu banyak memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan sentiasa memperbaharui keimanan kita. Sabda Rasuluilah SAW:
"Sesungguhnya iman itu boleb lusuh seperti lusuhnya pakaian, maka bendaklah kamu memobon doa kepada Allah SWT supaya diperbaharui keimanan itu di dalam jiwa kamu.' (HR Al Hakim dan At Tabrani)

Faktor kejayaan Tarbiyah lslamiyah
Dr. Yusuf AI Qardhawi dalam bukunya, telah menjelaskan bahawa di sana ada beberapa faktor yang membantu menjayakan Tarbiyah lslamiyah, antaranya :
i. Keyakinan sepenuhnya bahawa tarbiyah adalah satu-satunya wasilah yang paling berkesan untuk merubah masyarakat, melahirkan rijal don seterusnya mencapai kejayaan. Melalui tarbiyahlah Rasuluilah SAW berjaya membentuk generasi rabbani sebagai contoh yang sukar ditandingi.
Jalan Tarbiyah adalah jalan yang jauh, jalan yang sukar dan jalan yang bertahap-tahap. Sedikit sekali yang mampu mengharungi jalan ini, tapi ianya satu-satunya jalan untuk sampai kepada kejayaan.
ii. Hanya Tarbiyah Islam yang mempunyai manhaj dan matlamat, lengkap dalam semua aspek dan jelas dari segi sumber, proses don perancangannya.
iii. Tarbiyah lslamiyah mampu mewujudkan suasana masyarakat yang harmoni. Suasana ini membantu setiap anggota masyrakat hidup secara Islam. Masyarakat dididik tentang cara memberi tunjuk ajar, cara bersimpati, memberi pertolongan dan sebagainya. Setiap anggota merasa sedikit dengan dirinya dan merasa banyak denga
n sahabat. Dia merasa lemah bila bersendirian dan merasa kuat dengan berjemaah.
iv. Adanya pemimpin yang bersifat pendidik dengan fitrah yang Allah anugerahkan kepadanya. Pengetahuan dan pengalamannya menjadikan Tarbiyahnya lahir daripada hati sanubari yang bersih dan ikhlas kerana Allah SWT semata-mata. Setiap perkataan yang keluar dari hati akan masuk ke hati-hati yang lain tanpa sekatan. Perkataan yang hanya lahir dari lidah semata-mata tidak akan mampu melewati telinga pun. Perpatah ada menyatakan: "Orang yang kehilangan sesuatu benda nescaya ia tidak akan dapat memberikannya. "
v. Mempunyai pendidik-pendidik yang ikhlas, berwibawa dan beramanah mengikut jalan pemimpin agong Muhammad SAW. Tidaklah dimaksudkan pendidik di sini mereka yang keluar dari pusal-pu
sat pengajian tinggi dalam bidang tarbiyah atau pendidikan, dengan ijazah masters atau PhD. Yang dimaksud dengan pendidik di sini ialah mereka yang mempunyai keimanan yang tinggi, kerohanian yang kuat, jiwa yang bersih, kemahuan yang kental, simpati yang luas dan kewibawaan yang memberi kesan kepada orang lain. Dia mungkin seorang jurutera atau seorang pegawai biasa atau seorang peniaga atau seorang buruh yang tidak ada kaitan dengan prinsip-prinsip atau sistem pendidikan.
vi. Menggunakan berbagai-bagai wasilah seperti kegiatan-kegiatan di dalam halaqah, usrah-usrah, seminar, pengajian ilmu, diskusi, dialog dan katibah-katibah yang dijuruskan ke arah matlamat pembangunan insan muslim yang soleh dan sempurna.

PENUTUP
Menjadikan Islam sebagai satu alternatif penyelesaian kepada masalah umat manusia mestilah lahir daripada keyakinan yang berteraskan
keimanan, bukan disebabkan kegagalan sistem sistem lain. Islam hanya boleh memainkan peranannya untuk menyelesaikan masalah manusia apabila ianya diambil secara syumul dalam bentuk konkrit. Oleh itu setiap pekerja (amilin) Islam mestilah dibentuk dan diproses berteraskan aqidah tauhid yang bersumberkan daripada Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Islam tidak akan dapat dibangunkan tanpa rijal (pahlawan). Rijal tidak dilahirkan tanpa melalui proses Tarbiyah. Dan Tarbiyah tidak akan memberi sebarang kesan tanpa penglibatan dan penghayatan yang bersungguh-sungguh daripada setiap individu. Adalah menjadi harapan dan keyakinan setiap muslim bahawa masa depan adalah milik Islam.

salam perkenalan


1. Senyum itu tanda kemesraan, diberi kepada manusia dianggap sedekah. Ketawa itu lambang kelalaian. Selalu dilakukan hati akan mati. Dibuat di hadapan manusia menghilangkan maruah diri.
2. Setiap kesalahan yang dilakukan jadikanlah pengajaran, insaflah ini tanda kelemahan diri, kesalilah keterlanjuran itu dan berazamlah tidak mengulanginya lagi.
3. Syukur nikmat dan sabar di dalam ujian amat mudah diucapkan tetapi amat sulit dilaksanakan.
4. Kesenangan dan kemewahan selalunya membawa kepada kesombongan dan kelalaian. Kesusahan dan penderitaan itu, selalunya membawa kekecewaan dan putus asa, kecuali orang yang mukmin.
5. Di antara tanda-tanda orang-orang yang sombong itu cepat melahirkan sifat marah, suka memotong percakapan orang, suka bermujadalah yakni bertegang leher, nampak di mukanya rasa tidak senang jika ada orang yang lebih darinya di satu majlis, bercakap meninggikan suara, pantang ditegur, tidak ada tanda-tanda kesal di atas kesalahan.
6. Orang yang sudah hilang sifat marah (dayus), cepat melahirkan sifat marah (lemah mujahadah). Orang yang ada sifat marah tapi dapat disembunyikan kecuali di tempat-tempat yang munasabah inilah manusia normal.
7. Tahu diri kita hamba itu adalah ilmu, merasa diri kita itu hamba itu penghayatan, yang kedua inilah akan lahir sifat tawaduk, malu, khusyuk, takut, hina dan lain-lain lagi sifat kehambaan.
8. Jika kita mengingati dosa, kita tidak nampak lagi kebaikan kita, apatah lagi untuk dibanggakan.
9. Lahirkan kemesraan kita sesama manusia kerana itu adalah haknya tapi jangan putus hati kita dengan ALLAH, ini adalah hakNYA pula.
10.Apabila rasa senang dengan pujian, rasa sakit dengan kehinaan menunjukkan kita ada kepentingan peribadi, tanda kita tidak ikhlas membuat kebaikan.